-->

Lumajang Kota Wisata yang Masih Setengah Hati

 

Iri Bersama Wistawan di Puncak B29

CAKRAWALADESA.COM, Lumajang - Salah satu pegiat wisata asal Kecamatan Tempeh Lumajang, Muhammad Khoiri menyampaikan bahwa pembangunan sektor pariwisata di Lumajang masih setengah hati. Hal tersebut disampaikan pada acara forum Desa Wisata Nusantara (DEWISNU) di salah satu cafe Lumajang, Sabtu (20-02-2021)

Pernyataan tersebut ia dasarkan pada pengalamannya dalam melayani wisatawan asing akan kesulitannya memberikan akses rekomendasi informasi paket wisata yang belum tertata secara baik di Lumajang dan ia anggap masih kalah jauh dengan kabupaten tetangga.

"Coba lihat saja berapa baliho dijalan yang menampilkan destinasi wisata Lumajang, hampir tidak ada. Untuk katalog destinasi wisata saja kita masih buat secara swadaya bersama teman-teman", ungkap Iri sapaan akrabnya.

Bahkan beberapa waktu lalu ia sempatkan ke Ranupani untuk mengisi waktunya saat pandemi kondisinya juga belum terawat secara baik bahkan masih banyak sampah berserakan yang ia anggap masih jauh dari ekspektasi destinasi wisata.

"Saya hanya sebagai pegiat wisata tidak berharap banyak pada pemerintah daerah karena saya sendiripun tidak paham anggaran, tapi paling tidak kami hanya memberikan masukan saja dan tidak ada salahnya untuk mencoba berkoordinasi dengan kita para guide sebagai pelaku wisata yang bersentuhan langsung dengan wisatawan untuk mensinergikan promosi wisata yang tepat pada sasaran", imbuhnya.

Selama ini, saat sebelum pandemi setiap bulan ia bersama komunitasnya melayani perjalan tamu asing berkunjung ke Lumajang paling tidak 10 tamu wisatawan asing, diantaranya dari Austria, Australia, Belanda, Jerman, Jepang dan lain-lain.

Iri masih berpendapat bahwa sektor pariwisata bukan hanya destinasinya yang harus dibangun, tapi harus tahu siapa dan bagaimana permintaan pasarnya. Dan ia tahu itu karena sebagai pelakunya.

"Mungkin melalui DEWISNU kita akan mulai tata paket wisata secara mandiri. Dan kami bercita-cita akan membuka gerai informasi wisata dan oleh-oleh khas Lumajang di Bali untuk promosi dan menarik minat kunjungan wisatawan untuk datang ke Lumajang", harapnya.

Saat ini, wisatawan Eropa lebih meminati wisata alam dan budaya lokal, ini menjadi peluang bagi Lumajang yang memiliki semua potensi tersebut.

"Saya pelaku wisata dan ini jalan hidup saya bersama teman-teman se profesi, jadi lewat media sosial seperti youtube dan facebook saat ini menjadi alternatif media kami untuk kenalkan Lumajang pada tamu-tamu kami meski hanya dengan peralatan seadanya", tuturnya.

Jika pandemi berakhir, Iri bersama komunitasnya juga DEWISNU sebagai lembaga formalnya berencana selenggarakan event Surving Contest di pantai Dampar.

"Saya pilih pantai Dampar untuk event Surfing Contest karena sudah beberapa kali saya coba ombaknya dan memang sangat menantang adrenalin berselancar di ombak pantai selatan. Cuma untuk tingkat expert belum bisa direkomendasikan bagi pemula", tutupnya.


1 Response to "Lumajang Kota Wisata yang Masih Setengah Hati"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel