-->

Mengenal MI Nurul Islam Lumajang Lebih Dekat, Begini Sejarahnya!


CAKRAWALADESA.COM, Lumajang - Madrasah Ibtidaiyah (MI) Nurul Islam Kota Lumajang berdiri pada 28 Februari 1928. Pada masa itu, awalnya masyarakat sepakat untuk membangunkan sebuah pondok pesantren bagi KH. Anas Machfudz. Tetapi beliau lebih senang mengasuh madrasah untuk lebih cepat bisa mencetak tenaga-tenaga guru yang bisa segera disebarkan ke pelosok-pelosok desa.

Begitu madrasah dibuka dengan mengambil tempat di musholla (langgar) Kyai Bakri di Klojen, ternyata banyak peminatnya. Sehingga menggugah semangat orang tua untuk segera mengusahakan adanya bangunan gedung madrasah yang permanen.

Kebetulan di sebelah utara Masjid Jami’ (Masjid Agung) Jalan Alun-Alun Barat Lumajang ada sebidang tanah dengan bangunan rumahnya. Dengan dipelopori oleh KH. Zain Idris, ayah dari KH. Anas Mahfudz, tanah tersebut segera dibeli dari pemiliknya Raden Bronto dengan harga f. 1150.

Di atas tanah tersebut segera dibangun (setelah bangunan rumahnya dibongkar) gedung Madrasah Nurul Islam dengan dua lantai, terdiri dari 6 lokal atas bawah, masing-masing dengan sebuah kantor. Seluruhnya menelan biaya secara gotong royong f.12.000.

Adapun kepala madrasah yang pertama kali adalah KH Anas Machfud, sedangkan presiden / ketua yayasan pada saat itu adalah KH Zain Idris.

Dalam tempo beberapa tahun, keinginan KH. Anas Mahfudz untuk bisa lebih cepat mencetak guru-guru madrasah ternyata berhasil. Para alumnus madrasah segera dikirim ke pelosok desa baik untuk mengajar maupun untuk mempelopori pendirian madrasah di desanya.

Mereka itu antara lain: Kyai Chudlori dikirim ke Desa Grenjeng Senduro, Kyai  Usman dikirim ke Desa Labruk, Kyai Baichuni ke Desa Pulo, Kyai Sami’an ke Senduro, Kyai Nawawi ke Desa Balung Kabupaten Jember, sedangkan Kyai Barizi mendapat kesempatan untuk melanjutkan pendidikannya ke Pondok Pesantren.

Pada tahun-tahun berikutnya, selain banyak yang menjadi kyai, alumnus madrasah tersebut banyak juga menjadi pemimpin masyarakat dan birokrat, antara lain; Drs. Ma’sum Umar pernah menjadi Pembantu Rektor IAIN Surabaya, Drs. Ilyas Bakri pernah menjadi Dekan IAIN Lumajang (cabangnya IAIN Surabaya), Dokter Abd. Rahman Yusuf, Dokter Toha Masykur, Letnan Kolonel Anas Zaini dan lain-lain. Termasuk Guru Besar UIN Maulana Malik Ibrahim; Almarhum Prof. Dr. Muhaimin Sulhan, MA.

Yang menarik dari MI Kota Lumajang adalah tempatnya yang strategis, terletak di pusat kota Lumajang, bersebelahan dengan Masjid Agung KH. Anas Machfudh dan juga dekat dengan kantor Pemkab Lumajang. Selain itu dengan karakter visi ke-NU-annya yang konsisten menjadikan MI Kota adalah barometer keberhasilan pendidikan madrasah di Lumajang.

Kini Madrasah Nurul Islam tersebut telah menjadi Madrasah Ibtidaiyah (MI) Maarif NU Nurul Islam Kota Lumajang dengan predikat sebagai lembaga unggulan PW. Maarif NU Jawa Timur.

Menurut Kepala MI Kota Lumajang saat ini, Ustadz Muhaimin Aly, jumlah siswa-siswa MI sekarang sebanyak 882 anak dan telah memiliki 2 kampus dengan rincian kampus 1 di Jalan Alun-alun Barat nomor 2 Citrodiwangsan dan kampus 2 (baru) di Jalan Kali Glidik nomor 4 Jogotrunan Lumajang.

Penulis : Ayoeb Taufani Zaman
Editor : NDY

1 Response to "Mengenal MI Nurul Islam Lumajang Lebih Dekat, Begini Sejarahnya!"

  1. and a deferral would just build the measure of interest. It is social shamefulness. Islamic quotes about life

    ReplyDelete

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel