-->

"Santri" dari Kata Hindu yang di Islamkan



CAKRWALADESA.COM, Pasuruan - Menurut beberapa ahli istilah “Santri" bukan dari bahasa arab tapi berasal dari bahasa Sansekerta yaitu "Shastri" yang artinya "melek huruf" atau "bisa membaca" sastra pada kitab veda dan tripitaka . Versi ini diperkuat dengan pendapat C.C. Berg yang menyebut istilah “Santri" berasal dari kata Shastri yang dalam bahasa India berarti "orang yang mempelajari kitab-kitab suci agama Hindu".

Sansekerta merupakan bahasa Liturgis dalam agama Hindu, Budha, dan ajaran Jainisme, serta salah satu dari 23 bahasa resmi di India. 

Sansekerta pernah digunakan di Nusantara pada masa Hindu dan Budha yang berlangsung sejak abad ke-2 Masehi hingga menjelang abad ke-16 seiring runtuhnya Kerajaan Majapahit. 

Karel A. Steenbrink, seperti dikutip oleh Zamakhsyari Dhofir dalam buku Tradisi Pesantren (1985), mendukung rumusan Berg dan meyakini bahwa pendidikan pesantren, yang kemudian lekat dengan tradisi edukasi Islam di Jawa, memang mirip dengan pendidikan ala Hindu di India jika dilihat dari segi bentuk dan sistemnya.

Nurcholis Madjid lewat buku Bilik-bilik Pesantren: Sebuah Potret Perjalanan (1999) menautkan pendapat tersebut dengan menuliskan bahwa kata “Santri" bisa pula berasal dari bahasa Jawa, yakni cantrik yang bermakna "Orang atau murid yang selalu mengikuti gurunya".

Dari sini kemudian kata santri pemaknaanya di perkeren seolah olah kata santri berasal dari bahasa inggris dengan mengaitkan asal usul istilah “Santri" dengan kata-kata dalam bahasa Inggris, yaitu sun (matahari) dan three (tiga), menjadi tiga matahari dengan kandungan maksud syariat hakikat dan ma'rifat. 

Padahal tidak ada sambungan Historis apapun antara islam jawa dengan budaya Eropa, bahkan justru islam jawa menjadi musuh budaya Eropa (Belanda) saat era kolonial Belanda. 

Dari bahasa Sansekerta "Shastri" di Jawakan menjadi Santri yang kemudian di arabkan menjadi sebuah akronim yang seolah olah kata santri itu dari bahasa Arab, yang terdiri dari empat huruf Arab, yakni sin, nun, ta’, dan ro’. huruf Sin merujuk pada satrul al ‘Awroh atau "Menutup aurat"; huruf Nun berasal dari istilah Na’ibul ulama yang berarti "Wakil dari ulama"; huruf Ta’ dari Tarkul al ma’ashi atau "meninggalkan kemaksiatan"; serta huruf ‘Ro dari Ra’isul ummah alias "Pemimpin umat".

Modifikasi "Santri" menjadi akronim dari sebuah kalimat arab yang penuh dengan pesan nilai terjadi dibeberapa pesantren dengan makna yang berbeda beda. Misal Masyaikh Pesantren sidogiri menawarkan sebuah definisi santri, 

السنتري

بِشَاهِدِ حَالِهِ هُوَ مَنْ يَعْتَصِمُ بِحَبْلِ اللهِ اْلمَتِيْنِ وَيَتَّبِعُ سَنَّةَ الرَّسُوْلِ اْلاَمِيْنِ

صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَلاَ يَمِيْلُ يُمْنَةً وَلاَيُسْرَةً فِىْ كُلِّ وَقْتٍ وَحِيْنٍ هَذَا مَعْنَاهُ بِالسِّيْرَةِ

وَالْحَقِيْقَةِ لاَ يُبَدَّلُ وَلاَيُغَيَّرُ قَدِيْمًا وَحَدِيْثًا وَاللهُ اَعْلَمُ بِنَفْسِ اْلاَمْرِ وَحَقِيْقَةِ اْلحَالِ

SANTRI “Berdasarkan peninjauan tindak langkahnya adalah orang yang berpegang teguh dengan al-Qur’an

dan mengikuti sunnah Rasul serta teguh pendirian. Ini adalah arti dengan bersandar sejarah

dan kenyataan yang tidak dapat diganti dan diubah selama-lamanya. Dan Allah-lah Yang Maha Mengetahui atas kebenaran sesuatu dan kenyataannya

Masyaikh saya di Pesantren Gading Malang menjadikan kata santri sebagai sebuah akronim : 

• Huruf Sin (س) singkatan dari: Saalikun Ila al-Akhirah. Santri harus menuju pada jalan akhirat.

• Huruf Nun (ن) singkatan dari: Naaibun ‘ani al-Masyayikh. Santri adalah sebagai pengganti para guru (Ulama).

• Huruf Ta’ (ت) singkatan dari: Taarikun ‘ani al-Ma’ashi. Santri harus mampu menjauhkan diri dari kemaksiatan.

• Huruf Ro’ (ر) singkatan dari: Rooghibun fi al-Khoirot. Santi harus senang terhadap kebaikan.

• Huruf Ya’ (ي) singkatan dari: Yarju as-Salamatan fi ad-Diini waddunya wal akhirah. Santri harus selalu mengharapkan (mempunyai harapan menuju) keselamatan di dalam agama, dunia, dan akhirat.

Sedang Guru saya yang lain Al Arif billah KH. Hasan Saifurijal mendefinikan santri sebagai akronim filosofis : 

• S = Sopan santun , 

• A = Ajeg (istiqomah )

• N = Nasehat

• T = Taqwallah 

• R = Ridhallah

• I = Ikhlas

Dan masih banyak lagi definisi definisi serupa tapi beda kalimat.

Oleh : Maulana Sholehuddin, SH.

0 Response to ""Santri" dari Kata Hindu yang di Islamkan"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel